Minggu, 25 November 2012

Burung Puyuh (Coturnix coturnix)

Burung Puyuh (Coturnix coturnix)
Yang umum dikenal sebagai Puyuh adalah Unggas dari Marga Turnix, Coturnix  dan Arborophilla. Arborophilla dan coturnix seperti ayam (gallus) termasuk family Phasianidae, sedang genus turnix termasuk family Turnicidae.
Puyuh yang termasuk Turnicidae memiliki ciri jari kaki ketiganya menghadap ke depan sedang yang ke belakang tidak ada.
Cotohnya :  Puyuh tegalan (Turnix succicator), yang sering ditemui ditegalan-tegalan,
Puyuh kuning (Turnix sylvatica)’
Puyuh hitam (Turnix maculosa)
Genus Coturnix yang ada dalam kehidupan liar di Indonesia adalah Coturnix chinensis (Puyuh batu) dimana dengan ciri-ciri : badan kecil sekitar 15 cm dan masih dapat ditemui di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Genus Arborophilla di Indonesia dikenal dengan Puyuh genggong (Arborophilla javanica), puyuh pohon (Arborophilla hyperythra).
Adapun species (jenis) puyuh yang umum dibudidayakan adalah Coturnix coturnix japonica dengan systematic zoology sebagai berikut :
Kingdom :  Animal
Phylum    :  Chordata
Class        :  Aves
Order       :  Galliformes
Family      :  Phasianidae
Genus      :  Coturnix
Species    :  Coturnix coturnix japonica
Asal usul puyuh (Coturnix coturnix) ini belum jelas benar dan diperkirakan dari coturnix liar yang dijinakkan. Puyuh betina mulai bertelur pada umur 50 hari walau dewasa tubuh baru umur 70 hari. BB betina dewasa mencapai 140 gram dan kemampuan produksi telur 200 – 300 butir per tahun dengan rata-rata Berat telur 10 gr.

Beda Puyuh Jantan dan Betina
Untuk membedakan jantan dengan betina akan tampak jelas benar pada umur 3 minggu. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut
Bagian
Jantan
Betina
Cloaca
Pada dinding bagian atas ada tonjolan kecil
Tidak ada Tonjolan
Suara
Umur 1,5 – 2 bulan berkokok
Tidak berkokok
Pantat
Bulat lebih besar
Lebih kecil dari jantan
Bulu
Dada / leher bawah merah-coklat tanpa garis-garis
Dada / leher bawah merah-coklat dengan garis atau bercak hitam
BB
± 140 gr
Kurang dari 140 gr

Tujuan Pemeliharaan Burung Puyuh
  1. Menghasilkan telur Konsumsi. Telur puyuh mengandung13,6 % protein (ayam 12,7 %), lemak 8,24 % (ayam 11,3%).
  2. Menghasilkan daging
  3. Kotoran sebagai hasil samping bisa untuk pupuk.

Kandang
Kandang puyuh dapat dibuat dalam bentuk sangkar dengan dasar dari kawat atau litter (sekam). Dengan bentuk sangkar ini maka kandang dapat disusun  3-4 tingkat. Untuk ukuran kandang dengan panjang 1 m lebar 0,8 m dan tinggi 30-40 cm, maka dapat menampung 40-50 ekor burung puyuh.

Kandang sistem litter
Sistem litter mempunyai kelebihan antara lain :
  1. Hemat tenaga dan praktis karena tidak membersihkan setiap hari
  2. Merupakan sumber vitamin B12
  3. Dasar kandang tidak cepat rusak
  4. Kesehatan kaki puyuh terjamin
  5. Kehangatan merata
  6. Dapat menyerap kotoran dan air
  7. Mengurangi kanibalisme karena puyuh selalu mengkais.
Namun selain kebaikan, sistem litter juga memiliki kelemahan antara lain :
  1. Litter yang basah menyebabkan sumber penyakit
  2. Penggantian litter setiap penggantian penghuni.
  3. Karena puyuh suka mengkais maka wadah makanan sebaiknya diletakkan diluar kandang agar tidak penuh litter dan apabila terpaksa harus diletakkan dalam kandang, maka tempat pakan harus dirancang tidak mudah tercemar litter.

Makanan
Pada keadaan aslinya, makanan burung puyuh adalah biji-bijian, daun-daunan dan serangga. Pada pemeliharaan secara intensif maka makanan harus tersedia lengkap. Makanan puyuh diberikan secara ad libitum dan diperkirakan untuk jantan 20 gr/ hari.
Fase starter (0-3 minggu) kandungan PK 24-28 %,
Fase Grower (3-7 minggu) kandungan PK 20 %
Fase Layer ( setelah umur 50 hari – 8 bulan) kandungan PK ± 24 %
Sebagai potong, (setelah 8 bulan), maka PK ± 20 %.

Pedoman Teknis Budidaya
Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)
a.  Penyiapan Sarana dan Peralatan (Perkandangan)
Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25- 40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.
Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur.
Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:

Kandang untuk induk pembibitan
Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2

Kandang untuk induk petelur
Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama

Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh

Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)
Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram

Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan
b.  Peyiapan Bibit
Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan.
Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
  1. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
  2. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran
  3. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik

c.  Pemeliharaan
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin
Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup
Pemberian Pakan
Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus
Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh

d.    Hama dan Penyakit
Radang usus (Quail enteritis)
Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berk yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya
Berak putih (Pullorum)
Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo
Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
Cacar Unggas (Fowl Pox)
Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin.
Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah.
Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi.
Quail Bronchitis
Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.
Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai
Aspergillosis
Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya
Cacingan
Penyebab: sanitasi yang buruk.
Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya
Lebah (Apis species)
Sejak jaman prasejarah manusia telah mengenal lebah sebagai penghasil madu. Namun perkembangan tersebut berjalan sangat lamban. Pemikiran untuk memelihara yang semula di alam terbuka, dalam gua-gua, dalam lobang-lobang, kayu-kayu besar dan tua mengilhami cara kehidupan lebah. Dengan demikian bentuk kandang yang dibuat sekarang ini menirukan rumah-rumah lebah dalam kehidupan tidak terpelihara.
Secara Zoology lebah tergolong Phylum Arthropoda, binatang bersegment dan termasuk class Insecta (serangga) yang bersayap (Pterygota).
Tujuan pemeliharaan adalah untuk penghasil madu, malam (lilin) dan royal jelly. Fungsi madu selain untuk kesehatan (obat-obatan) juga sebagai campuran cosmetic.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar